Kung Fu Panda 3 bisa dikatakan sebagai
puncak dari dua perjalanan Po: menggali jati diri masa lalu, dan
memenuhi jati diri masa depannya. Suatu ketika Po disuruh oleh sang
guru, Shifu (Dustin Hoffman) untuk mulai mengajar kung fu di perguruan
sebagai tahapan untuk meningkatkan ilmunya, sesuatu yang dijalankan Po
dengan kewalahan karena ia masih belum meninggalkan sifat
kekanak-kanakannya. Sementara itu, Po juga kedatangan Li (Bryan
Cranston), seekor panda yang mengaku sebagai ayah kandungnya, dan hendak
mengajaknya pulang ke desa panda yang keberadaannya dirahasiakan.
Di saat bersamaan, dunia persilatan
terancam oleh kedatangan Kai (J.K. Simmons), pendekar yak—semacam sapi
gunung—dari dunia arwah yang hendak mengambil kesaktian para pendekar,
terutama sang Pendekar Naga. Kehadiran Kai menjadi penggerak plot film
ini, sehingga unsur pertarungannya yang menjadi ciri khas film silat dan
juga franchise Kung Fu Panda tetap terjaga, juga meningkatkan nilai
hiburannya.
Hanya saja, fungsi Kai di sini tak lebih
dari itu, kalah pamor dengan pencarian jati diri Po dan discovery-nya
terhadap kehidupan sesama panda. Kurang terlibatnya sosok musuh dalam
tema ceritanya menjadi salah satu kelemahan Kung Fu Panda 3. Padahal,
Kai mungkin musuh tersakti yang pernah muncul di franchise Kung Fu Panda
Selain itu, Kung Fu Panda 3 memang secara
keseluruhan terlihat paling ringan di antara tiga film yang sudah ada.
Ini bisa dilihat dari gaya penuturan yang serba cepat, tata laga yang
seru dan kreatif, dan berbagai macam lawakan yang muncul hampir di semua
tempat—yang sayangnya tidak semuanya terasa segar karena mungkin tak
lagi mengejutkan di filmnya yang ketiga. Di satu sisi, hal ini berhasil
membuat film ini dapat dinikmati dengan santai tanpa harus dijejali
dengan pemikiran-pemikiran berat.
Di sisi lain, film ini mengandung kisah
Po yang harus membuktikan ia pantas disebut Pendekar Naga, melindungi
tempat kelahiran yang baru ia kenal, juga pilihan di antara ayah kandung
atau ayah angkat yang membesarkannya. Tema-tema ini sangat berpotensi
membuat Kung Fu Panda 3 lebih emosional dari, misalnya, Kung Fu Panda
pertama yang berkutat pada keyakinan tentang apa yang bisa dan tidak
bisa dilakukan seseorang. Hanya saja, pembawaan sebagian besar film yang
sangat ceria agak menutupi potensi itu, sehingga film ini tidak
semeyentuh yang diharapkan.
Terus gimana donk ceritanya ?
Penasaran DOWNLOAD DISINI !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar